Selamat Datang Di Situs Portal Anak Tata Niaga Unimed


Pengen Punya Flash Disk Online

Buat Semua Anak Tata Niaga Unimed, Diharapkan Segera Mendaftar Di Website Ini. Terima Kasih


29 Januari, 2009

Perayaan Paskah Oikumene Unimed

Perayaan Paskah Oikumene Unimed Medan berlangsung meriah dan khidmat dihadiri sekitar 3500 mahasiswa dari berbagai fakultas, memadati gedung auditorium, Jumat (12/5).
Perayaan diawali dengan prosesi pendeta, pastor, Pembantu Rektor III dan sejumlah dosen dipandu petugas yang membawa lilin.

Acara dikemas secara oikumenis yakni paduan Katolik, Protestan serta kharismatis ditandai dengan penyampaian kidung pujian dengan iringan tepuk dan sorak, doa umat dilaksanakan secara katolik dan materi acara lainnya dengan Protestan.

Rangkaian acara sepenuhnya dipimpin para mahasiswa, diisi juga dengan pujian oleh kelompok Paduan Suara (PS) seperti PS IKBKM, PS FILADEFIA, PS MEB, PS IKBKK, PS Gloria. Responsoria dan doa pembuka dipimpin Pendeta Mahasiswa PGI Wilayah Sumut Pdt Sarlen L Tobing MA, Firman Tuhan dibawakan Pastor Louis dari Gereja Katolik Paroki Helvetia.

Thema perayaan adalah “Kiranya Sengsara, Wafat, dan Kebangkitan Yesus Kristus Meneladani Kita untuk Berani Berkorban Mengembangkan Nilai-nilai Kebenaran dan Berbuat Baik Bagi Sesama”
Menurut PR III Unimed Dr Albinus Silalahi MS, perayaan Paskah Oikumene ini sepenuhnya diselenggarakan oleh seluruh mahasiswa Kristen Unimed yang tergabung dalam berbagai kelompok seperti Unit Kegiatan Mahasiswa Katolik, Unit Kegiatan mahasiswa Kristen Protestan yang didukung 10 kelompok Paduan Suara Mahasiswa yang ada di Unimed.

Dalam sambutannya, baik sebagai unsur pimpinan Unimed maupun penanggungjawab kegiatan ini, yang disampaikan sebelum acara ibadah, meminta seluruh civitas akademika Unimed dapat menghayati thema Paskah dan mengamalkannya.

Dengan pengamalan thema Paskah, diharapkannya, akan menjadi pilar fundamental membangun budaya ilmiah dalam arti membangun sumber daya manusia yang mampu berlogika dan mampu menganalisis permasalahan-permasalahan dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan penghayatan dan pengamalan thema tersebut, tambah Albinus, masyarakat ilmiah juga akan bernalar mewujudkan kebenaran.
“Hanya dengan budaya seperti inilah (berani berkorban mengembangkan nilai-nilai kebenaran dan berbuat baik bagi sesama, red) pada zaman ini, sumber daya manusia kita akan dapat berkarakter, berkepribadian, bermental dan bermoral berkeimanan dalam membangun masyarakat negara kita ke arah yang lebih baik,” tutur Albinus Silalahi.

Sementara itu, Pastor Louis dalam khotbahnya memaparkan argumennya yang merasa bangga sebagai pengikut Kristus. Pertama, katanya, bangga terhadap kebenaran yang diwartakan Yesus Kristus lewat pelayanannya di dunia. Kedua, dengan ajaran tersebut ada komitmen orang Kristen baik terhadap Tuhan maupun manusia untuk menjalankan kasih.

Allah yang disembah dalam Yesus Kristus adalah Allah yang berpihak kepada orang-orang lemah, miskin, berdosa. Yesus Kristus adalah Juru Selamat yang memihak kepada umat seluruh dunia, bukan kelompok tertentu saja. Ia merangkul agama-agama, suku yang ada di dunia ini. “Karena itu banggalah menjadi orang Kristen,” kata pastor.

Tampak hadir, selain PR III Albinus Silalahi, Ketua Forum Pelayanan Kristen Unimed Dr Ramlan Silaban MS dan salah seorang dosen FMIPA Dra Martina Br Napitupulu MS.

17 Januari, 2009

Sofyan Tak Bisa Intervensi Suku Bunga Bank BUMN

JAKARTA - Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil menegaskan dirinya tidak bisa melakukan intervensi dan memaksa perbankan BUMN untuk segera menurunkan suku bunga bank, pasca-penurunan BI rate oleh Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu.

"Saya tidak bisa memberikan arahan agar bank-bank BUMN mau menurunkan suku bunga bank, karena itu sifatnya makro," ungkapnya kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (16/1/2009).

Menurutnya, perbankan dengan sendirinya akan menurunkan suku bunga bank, jika keadaan sudah dirasakan perlu dilakukan. Pasalnya, bila perbankan belum mau menurunkan suku bunga bank, maka hanya akan mempersulit kinerja dan memicu kredit macet yang tentunya merugikan perbankan tersebut.

Di sisi lain, dia menegaskan, rasio kecukupan modal perbankan pelat merah atau capital adequacy ratio (CAR) saat ini di atas batas minimum Bank Indonesia atau saat ini CAR bank-bank BUMN sekira 14 persen.

Selain itu, dia meminta perbankan untuk lebih selektif dan hati-hati memberikan jaminan dana nasabah di tengah ketatnya likuiditas antarbank pasca-ditambahnya kebijakan blanket guarantee dari Rp100 juta menjadi Rp2 miliar. (ade)

Harga Minyak Jatuh, ConocoPhillips Goyah

HOUSTON - ConocoPhillips akan melakukan pemangkasan daftar pengeluarannya sebesar 38 persen pada tahun ini. Perusahaan migas ketiga terbesar di AS ini juga akan melakukan PHK terhadap 1.300 karyawannya. Langkah ini dilakukan karena penurunan harga minyak dan gas.

Penurunan harga tersebut akan berpengaruh terhadap penerimaan dan pendapatan ConocoPhillips hingga akhir tahun ini. Selain itu, hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap nilai asset dari kontrak yang telah disepakati untuk eksplorasi dan produksi.

"Walau demikian, ini lebih dasyat dari yang saya kira," ujar pengamat perminyakan dari Argus Research Phil Weiss, seperti yang dikutip dari Reuters, Sabtu (17/1/2009).

Saat ini, perusahaan yang bergerak di bidang energi sedang merasakan dampak ganda, yakni dari turunnya harga minyak dan gas bumi serta akibat pelambatan ekonomi global sehingga terjadi pemotingan permintaan.

Belanja modal (capital expenditure/capex) Conoco pada 2009 ini direncanakan adalah sebesar USD12,5 miliar. Dana ini banyak digunakan untuk pengembangan proyek-proyek besar.

Pada 2008, Conoco telah membelanjakan dana sebesar USD20,3 miliar, termasuk USD5 miliar yang harus ditanggung perusahaan tersebut akibat kesalahan di Australia's Origin Energy.

Akibat menurunnya harga komoditas dan melemahnya pasar akibat krisis ekonomi global, perusahaan yang bermarkas di Houston AS tersebut, akan menghabiskan USD25 miliar. Sebab, Conoco juga harus menanggung biaya kerusakan lingkungan yang terjadi akibat eksplorasinya. (rhs)

Obama: Ekonomi Akan Memburuk Meski Distimulus

WASHINGTON - Presiden Amerika terpilih Barack Obama pesimistis bahwa ekonominya akan segera pulih dalam waktu yang singkat.

"Pemulihan tidak akan selesai dalam satu malam saja," ujar Barack dihadapan para pekerja di sebuah pabrik di Ohio,� seperti dikutip CNBC.com, Sabtu (17/1/2009).

Meski sudah ditekan dengan berbagai stimulus, krisis ini akan memburuk sebelum akan menjadi lebih baik. "Saya menginginkan semua bersikap realistis," tambahnya.

Seperti diketahui, Kongres Amerika Serikat (AS) akhirnya menyetujui dana talangan (bailout) tahap kedua senilai USD350 miliar.

Dalam pertemuan pada Kamis 15 Januari lalu, Partai Demokrat mengusulkan agar dana tersebut dapat digunakan untuk menyelamatkan perekonomian, termasuk industri keuangan di AS. Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyatakan, program yang mendesak dilakukan setelah persetujuan ini adalah menciptakan dan mempertahankan lapangan kerja sepeti yang diharapkan legislatif.

Kongres, kata dia, juga mengusulkan pemangkasan pajak bagi dunia usaha dan individual serta pembangunan fasilitas umum, seperti kesehatan,konstruksi, energi, dan jalan-jalan. Paket dana bailout tahap kedua itu disetujui setelah Senat melakukan voting dengan perbandingan dukungan 52:42 suara.

Voting tersebut juga menyetujui komitmen sebesar USD100 miliar untuk menangani krisis perumahan seperti yang disampaikan penasihat ekonomi Obama, Lawrence Summers. Menurut Summer, bailout lanjutan merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam menolong industri automotif The Big Three (General Motors Corp, Chrysler LLC, dan Ford Motor Co) agar tetap bertahan. (rhs)

Harga BBM Diusulkan Tidak Berpatokan Harga Pasar

Harga pasar diusulkan tidak menjadi patokan harga BBM. Karena, langkah ini menimbulkan kelangkaan BBM saat terjadi perubahan harga.

Hendr Saparini, pengamat ekonomi, menyatakan ketidakpastian pasokan dan harga akan terjadi akibat harga BBM ditentukan pasar. Pasalnya, harga itu cenderung fluktuatif.

Dengan begitu Indonesia akan mengalami kelangkaan BBM terjadi setiap perubahan harga rersebut. Jadi BBM langka tidak hanya akibat faktor iklim, infrastruktur, dan sarana.

Sementara itu subsidi BBM jenis tertentu, ucap Hendri, harus dilakukan pemerintah. Walaupun Indonesia mengalami pengaruh krisis keuangan global.

Tahun Ini BI Janji Selesaikan Divestasi

Lima tahun telah terlewati, kini saatnya Bank Indonesia (BI) melucuti diri dan mensterilisasi dari segala atribut terkait kepemilikan anak usaha atau penyertaan modal diluar keperluan tugas BI. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2004 batas waktu BI untuk memiliki atau menyertakan pada badan usaha telah selesai. Adapun aset-aset yang dimiliki oleh BI adalah PT. Asuransi Kedit Indonesia (Askrindo), PT Bahana Permodalan Usaha Indonesia (BPUI), dan Indover. Akan tetapi karena Indover masih dalam kasus hukum maka belum bisa diambil alih.
Belum lama ini, menurut Gubernur BI, Indover saat ini dalam proses pengadilan, maka proses divestasinya dengan dipailitkan. Apabila BPUI dan Askrindo akan dilihat kembali, apabila asetnya sangat bagus akan diberikan kepada pemerintah atau BUMN.

Jatuh tempo kepemilikan aset diluar tugas BI jatuh pada kemarin, 16 Januari 2009. Adapun proses divestasi akan dilakukan BI secepatnya. Gubernur BI memastikan divestasi 3 perusahaannya akan selesai di tahun ini. Dan segera memberikan kepada pemerintah surat pelepasan dan memberikan laporan ke dewan.

Selama ini besaran kepemilikan saham oleh BI pada 3 perusahaan di atas 50%. Kepemilikan saham pada BPUI sebesar 82,2%, Askrindo sebesar 55% dan Bank Indover 100%.

Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan anak usaha BI yang akan diserahkan kepada pemerintah akan dijadikan BUMN. Akan tetapi ada beberapa masalah yang membebani salah satu anak usaha tersebut. BPUI masih terkait utang sebesar Rp1 triliun.

Menanggapi kepemilikan aset BI pada beberapa badan hukum, Dradjad Wibowo, Anggota DPR RI, kepemilikan saham BI di perusahaan sudah tidak sah lagi secara hukum. Sesuai dengan UU Nomor 3 tahun 2004 pasal 77.

Bunyi pasal 77 pada UU Nomor 3 tahun 2004 adalah “Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak diberlakukannya undang-undang ini, Bank Indonesia wajib sudah melepaskan seluruh pemyertaannyapada badan hukum atau badan lainnya yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 64 (1).”
Copyright by : TataNiaga Online (c) 2009